MPKG Gayo Arabica Coffee

Tempat kunjungan wisata lainnya

Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser telah terdaftar di UNESCO dan merupakan salah satu wilayah konservasi yang paling penting di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati. Taman nasional ini sering digambarkan sebagai sebuah laboratorium ekosistem yang lengkap karena keragaman hutannya serta jenis-jenis spesies di dalamnya.

Taman Nasional ini mencakup salah satu dari hutan hujan tropis terkaya di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 8000 km2 dan membentang di perbatasan Provinsi Sumatera Utara dan Aceh, serta merupakan salah satu tempat yang tersisa dimana orang utan hidup di alam liar. Hutan hujan ini kaya akan keragaman hayati, dan ditinggali oleh kurang lebih 750 spesies binatang yang berbeda: gajah, badak, harimau, siamang, lutung, kera ekor panjang dan owa-owa (gibbon) hanya beberapa dari spesies yang ditemukan di ekosistem yang unik ini. Pada tahun 2011, taman nasional ini dimasukkan dalam daftar situs warisan dunia yang terancam kelestariannya.

Titik tertinggi di Taman Nasional Gunung Leuser adalah 3.404 m di puncak Gunung Leuser yang namanya digunakan sebagai nama kawasan tersebut. Berbagai macam ekosistem yang ada di sana mencakup sungai, gunung berapi dan danau. Karena adanya perbedaan yang besar pada ketinggian dan keanekaragaman tanahnya, Taman Nasional Gunung Leuser juga kaya akan spesies tanaman. 45% dari seluruh spesies tanaman yang tercatat di wilayah Indo-Malaya Barat dapat ditemukan di kawasan ini. Kekayaan floranya mencakup kurang lebih 10.000 spesies tanaman, termasuk Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus Titanum yang spektakuler, yang dikenal sebagai bunga terbesar dan tertinggi di dunia.

Habitat di Taman Nasional Gunung Leuser berkisar dari hutan rawa di pesisir barat sampai hutan hujan dataran rendah yang lebat di daerah pedalaman. Sebagian besar kawasan di sekitar Ketambe adalah hutan perawan.

Hujan sering turun di taman nasional tersebut sepanjang tahun, namun hujan cenderung berkurang frekuensi dan durasi antara bulan Desember sampai dengan bulan Maret.

By arry f firdaus from buitenzorg, Indonesia – flickr: Buluh River #1, CC BY-SA 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11166315

Ketambe

Ketambe, yang dikenal sebagai salah satu tempat terbaik di Asia untuk memantau orang utan di alam liar, terletak di tengah-tengah Lembah Alas, dan merupakan pusat wisata utama untuk mengakses Taman Nasional Gunung Leuser dari Aceh. Beberapa unit rumah penginapan tersebar di sepanjang jalan melalui Ketambe, yang dikelilingi oleh sungai dan hutan rimba. Ketambe adalah sebuah desa kecil yang mengesankan dan merupakan salah satu tempat paling asyik di bagian utara Sumatera. Daerah ini tentu saja layak untuk dikunjungi baik untuk melakukan penyusuran hutan rimba atau menghabiskan beberapa hari istirahat untuk bersantai di tepi sungai kemungkinan akan menjadi hal terpenting dari petualangan Anda di Sumatera.

Di Ketambe, terdapat beberapa toko kebutuhan pokok dan rumah makan namun Kutacane, yang berjarak 43 km, merupakan kota terdekat untuk segala kebutuhan dan tempat yang harus didatangi untuk keperluan transportasi dan perbankan.

Kutacane terhubung dengan Banda Aceh dengan penerbangan reguler. Dari Kutacane ada banyak labi-labi (bus kecil) yang menuju Ketambe yang memerlukan waktu kurang lebih selama satu jam. Semua bus yang ke arah utara dari Kutacane untuk Banda Aceh, melalui Takengon, dan melalui Ketambe.

source: gunungleuser.or.id

[Cantumkan 2 foto Ketambe]